Syarat Wajib dan Rukun Puasa dalam Islam
Sebagai Rukun Islam yang ke-4, puasa merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk pengendalian diri dan pengorbanan, puasa juga memiliki nilai-nilai spiritual yang mendalam bagi umat Muslim. Dalam menjalankan ibadah puasa, terdapat syarat wajib dan rukun yang harus dipenuhi agar ibadah tersebut sah dan diterima di hadapan Allah SWT.
Syarat Wajib & Rukun Puasa Dalam Islam |
Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini
dipelajari hampir di seluruh pesantren salaf di Indonesia. Judul asal
kitab ini adalah Matnul Ghayah wat Taqrib atau dalam teks arab dituliskan
sebagai berikut:
Matan Al-Ghayah Wat
Taqrib (متن الغاية والتقريب)
atau Matan Abu Syujak (متن أبي شجاع)
Dengan nama penulis: Syihabuddin Ahmad Bin Husain Bin Ahmad Abu Syujak Syihabuddin Thayyib Al-Ashfahani.
Dalam Kitab Matan Taqrib Bab Puasa dijelaskan bahwa Syarat Wajib Puasa adalah sebagai berikut:
- Islam: Menjadi seorang Muslim adalah syarat mutlak dalam menjalankan puasa. Artinya, hanya mereka yang telah memeluk agama Islam yang diwajibkan untuk berpuasa.
- Baligh: Seseorang harus sudah mencapai usia baligh atau dewasa secara fisik dan mental untuk diwajibkan menjalankan puasa. Ini menandakan kematangan seseorang dalam memahami dan melaksanakan perintah agama.
- Berakal Sehat: Orang yang menjalankan puasa haruslah memiliki akal yang sehat dan waras. Ini berarti mereka mampu memahami arti pentingnya ibadah puasa serta mampu mengendalikan diri selama menjalankannya.
- Mampu Berpuasa: Seseorang harus memiliki kemampuan fisik dan kesehatan yang memadai untuk berpuasa. Jika puasa dapat membahayakan kesehatan seseorang secara serius, seperti pada orang yang sedang sakit atau dalam kondisi hamil, mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan dapat menggantinya di lain waktu jika memungkinkan.
- Niat: Niat merupakan salah satu rukun puasa yang penting. Puasa tidak akan sah tanpa adanya niat yang ikhlas untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Niat ini biasanya dilakukan di malam sebelum puasa dimulai.
- Menahan Diri dari Makan dan Minum: Selama waktu puasa, seseorang harus menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas-aktivitas lain yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
- Menahan Diri dari Jimak (Hubungan Intim): Selama waktu puasa, pasangan suami istri diwajibkan untuk menahan diri dari hubungan intim atau jimak. Hal ini merupakan bagian dari pengendalian diri dan kesucian dalam menjalankan ibadah puasa.
- Menahan Diri dari Sengaja Muntah: Jika seseorang dengan sengaja memuntahkan makanan atau minuman yang sudah masuk ke dalam perutnya, puasanya akan batal. Oleh karena itu, menjaga agar makanan dan minuman tetap berada dalam perut merupakan bagian penting dari menjaga kesahihan puasa.
Comments
Post a Comment