Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Sejarah Peradaban Islam

PART 1 - Biografi dan Kisah Abu Bakar As-Shiddiq - Al Bidayah Wan Nihayah Karya Ibnu Katsir

 Nasab dan Riwayat Sahabat Nabi Abu Bakar As-Shiddiq R.A Bagi penganut Islam Ahlu Sunnah Wal Jamaah, nama Abu Bakar As-Shiddiq tentunya sudah tidak asing lagi. Namun, bagi sebagian besar orang, tentu tak semuanya mengenal betul tentang Nasab dan riwayat-riwayat daripada Khalifah pertama paska wafatnya Rosululloh Muhammad SAW ini. Sebelum memulai pembahasan tentang Biografi Abu Bakar As-Shiddiq R.A, kiranya perlu diketahui bahwa tulisan ini adalah murni penulisan ulang dari Buku Terjemah Kitab Al Bidayah Wan Nihayah karya Al Imam Ibnu Katsir edisi Indonesia yang diterjemahkan oleh Abu Ihsan Al-Atsari dengan Judul A Bidayah Wan Nihayah Masa Khulafa'ur Rasyidin. Berikut adalah pembahasan inti mengenai Biografi dan Kisah Abu Bakar As-Shiddiq dari Kitab Al Bidayah Wan Nihayah karya Al Imam Ibnu Katsir. Abu Bakar As-Shiddiq - oleh Freepik Biografi Abu Bakar As-Shiddiq NASABNYA,      Nama Abu bakar ash-Shiddiq sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'

Kisah Abu Bakar As-Shiddiq Ra : Riwayat Gelar Al-Shiddiq

Abu bakar ash-Shiddiq sebenarnya memiliki nama asli yaitu Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin Lulai bin Ghalib bin Fihr17 al-Qurasy atTaimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi Muhammad SAW adalah pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai. Dan ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim. Berarti ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim.* Abu Bakar As-Shiddiq - Oleh Freepik Terkait dengan gelar Ash-Shiddiq yang diperolehnya adalah karena beliau sangat memercayai Nabi Muhammad Saw. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh ‘A’isyah r.a. yang berkata, “Ketika Nabi Saw. dalam perjalanan ke Masjid Al-Aqsha saat Isra Mi’raj, banyak orang membicarakannya.” Beberapa dari mereka yang telah beriman pun berbalik tidak percaya, lalu mendatangi Abu Bakar dan berkata, “Apa pendapatmu tentang cerita temanmu itu? Dia mengaku telah diperjalankan ke Baitul Maqdis semalam.” Abu Bakar bali

Jejak Sejarah Syekh Tolhah Bin Tholabuddin Kali Sapu Cirebon

  Jejak Sejarah Syekh Tolhah Bin Tholabuddin Kali Sapu Cirebon Menelusuri Jejak Sejarah Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah PP Suryalaya - Tasikmalaya Jawa Barat  Beliau, Syekh Tolhah bin Tolabuddin dari Desa Kali Sapu, Kecamatan Cirebon Utara, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat adalah tokoh utama pengembangan Thoriqhoh Qodoriyah Naqsyabandiyah di wilayah Cirebon dan sebagian Jawa Barat sebelah Timur. Syekh Tolhah adalah seorang Ulama sufi yang lahir tahun 1825 di daerah Trusmi Cirebon. Beliau adalah murid Syekh Ahmad Khotib Sambas, seperti halnya Syekh Abdul Karim dari Banten dan Syekh Kholil dari Bangkalan, Madura.   Kyai Tholabuddin  (Pangeran Adhikarya)  adalah ayahanda Syekh Tolhah  (Pangeran Kusumawijaya) , putra dari dari seorang Kiai bernama Sa'iduddin (Pangeran Ratnakusuma), cucu dari Kiai Saifuddin  (Pangeran Adhisurya)  yang merupakan pemimpin pesantren Rancang. Pesantren ini berlokasi di Desa Tengah Tani di tepi jalan utama Cirebon – Bandung, tidak jauh dari Desa Tru

Rasulullah SAW Menyaksikan Halaful Muthayyibin

Riwayat Al-Waqidi dan Ibnu Ishaq tanpa sanad- cenderung berpendapat bahwa Rasulullah menyaksikan perang Fijar yang terjadi antara Quraisy bersama Kinanah berhadapan dengan Qais 'Ailan. Perang itu masih berada di lingkup adat istiadat dan perjanjian Jahiliyah. Sama sekali tidak ada sumber kuat yang menyatakan bahwa beliau menyaksikan perang itu. Tetapi, ada riwayat yang menyatakan bahwa beliau menceritakan tentang kehadirannya pada Halaful Muthayyibin, bahkan beliau memujinya dengan mengatakan: "Aku pernah mengikuti Halaful Muthayyibiin ketika aku masih remaja bersama-sama rekan-rekan sedaerahku, suatu perjanjian yang lebih aku sukai daripada unta merah dan aku tidak akan melanggarnya." Halaful Muthayyibiin melibatkan beberapa kabilah Quraisy diantaranya; Bani Hasyim, Bani Umayyah, Bani Zuhrah, dan Bani Makhzum. Perjanjian itu dilakukan di rumah Abdullah bin Jad'an dan membuahkan sebuah kesepakatan, yaitu keharusan tolong menolong, dan berdiri di samping