Skip to main content

Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani


Apa itu Manaqib?

Apa yang dimaksud dengan Manaqib, Apa sebenarnya pengertian Manaqib, dan Bagaimana Manaqib itu? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang mencoba  akan dijawab melalui pembahasaan sederhana ini.

Sumber Foto : laduni.id


Assalamu 'Alaikum Wa Rokhmatullohi Wa Barokaatuh

Bismilahirrakhmaanirrakhim
Alkhamdulillhi Robbil'Alamiin
Washolaatu Wassalaamu 'Ala Sayyidil Anbiya wal Mursalin habibana Muhammad SAW. Wa 'Ala Aalihi Wa Sohbihi Ajmain.

Manaqib secara bahasa dapat diartikan sebagai "Riwayat Hidup". Kata Manaqib sendiri berasal dari bahasa Arab yang diambil dari lafadz "Naqaba" yang berarti "Menyelidiki, Melubangi, Memeriksa, dan Menggali. Kata Manaqib adalah bentuk jama dari lafadz "Manqibun yang merupakan isim makan dari lafadz Naqaba.


Di dalam Al-Quran arti lafadz "Naqoba" dapat kita temukan pada ayat-ayat dari  beberapa Surat yang diantaranya adalah Surat Al-Maidah pada ayat 12, Surat Al-Kahfi Ayat 97, dan pada Surat Qof pada ayat 36, yang di dalam ayat tersebut mengisyaratkan arti daripada lafadz "Naqoba".

Sebagai contoh pada Surat Al-Maidah ayat 12 yang memberikan arti Naqoba sebagai "Pemimpin", ayatnya adalah sebagai berikut :


و لقدأخزالله ميثاق بني إسراءيل وبعثنامنهم اثنى عشر نقيبا (الماءدة:١٢)

Artinya : 
"Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) bani israil dan telah kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin...."

Pada Surat Al-Kahfi ayat 97 yang berarti menolong :

فمااستطاعواأن يظ هروه ومااستطاعواله نقبا (الكهف :٩٧)
 Artinya :
"Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat (pula) menolongnya"

Surat Qaf ayat 36 yang berarti menjelajah :

وكم أهلكناقبلهم من قرن هم أشدمنهم بطثافنقبوأ فلبلآد هل من محيص (ق:٣٦)

"Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya dari pada mereka ini, maka mereka ( yang telah di binasakan itu ) telah pernah menjelajah beberapa negri. Adakah ( mereka ) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)."


Melihat arti lafadz "naqaba" pada ketiga ayat di atas, ternyata ada kesesuaian dengan arti lafadz "naqaba". Ayat 36 surat Qaf yang berarti menjelajah sejalan dengan salah satu tujuan munculnya manaqib, yaitu menyelidiki, menggali, dan meneliti sejarah kehidupan seseorang untuk selanjutnya disiarkan kepada masyarakat umum agar menjadi suri tauladan.

Surat Maidah 12 yang berarti pemimpin, juga sesuai dengan bentuk manaqib tersebut yaitu berisi riwayat hidup seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan umat, dan surat Al-Kahfi ayat 97, yang berarti "menolong" pun sejalan dengan tujuan mengadakan manaqib, yaitu agar mendapatkan berkah dari Allah SWT. yang dapat menjadi perantara datangnya pertolongan Allah.

Dari pemaparan ini, dapat diambil suatu pengertian bahwa manaqib adalah riwayat hidup yang berhubungan dengan seorang tokoh masyarakat yang menjadi suri teladan, baik mengenai silsilah, akhlak, keramahan, dan sebagainya.


Meskipun ada juga yang mengartikan manaqib dengan makna lain seperti Prof. H. Mahmud Yusuf dalam kamus arab indonesia yang mengartikan manaqib adalah jalan di gunung, kebaikan, sifat, arti tersebut tetap relevan dengan keberadaan manaqib itu sendiri. karena manaqib juga membicarkan masalah kebaikan dan sifat-sifat tokoh itu. [1]

Dengan demikian Manaqib dapat diartikan secara istilah sebagai "Riwayat atau perjalanan hidup seorang Tokoh, Pemimpin, atau Suri Tauladan, baik yang berkaitan silsilah, akhlak, dan amaliah yang dapat dijadikan tuntunan hidup dalam mengamalkan kebaikan.


Apa itu Manaqiban?

Setelah sebelumnya dijelaskan tentang arti Manaqib baik secara bahasa maupun istilah, selanjutnya akan sedikit diuraikan tentang apa itu manaqiban atau manakiban?

Manaqiban atau Manakiban, adalah sebuah  istilah di kalangan orang Indonesia yang merupakan nisbah dari kata manaqib. Yang berdasarkan pada penjelasan sebelumnya yang memberikan arti tentang Manaqib sebagai "Riwayat atau perjalanan hidup seorang Tokoh, Pemimpin, atau Suri Tauladan, baik yang berkaitan silsilah, akhlak, amaliah dan lainnya, yang dapat dijadikan tuntunan hidup dalam mengamalkan kebaikan. Merujuk pada pengertian tersebut, maka "Manakiban adalah pelaksanaan atau praktek amaliah dari "Manaqib" itu sendiri.

Dalam kata lain, "Manakiban" merupakan wujud praktek dari pengamalan dan penghayatan daripada Riwayat Hidup atau perjalanan hidup seorang tokoh tertentu baik itu seorang pemimpin maupun Suri Tauladan yang berkaitan dengan latar belakangnya, silsilahnya, akhlakya, karomahnya, perilakunya, kebaikannya, serta budi pekerti dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Tokoh yang di riwayatkan tersebut.



Syaikh Abdul Qodir Al Jailani

Rodhiallahu Anhu Qoddasallahu Sirroh

Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA QS seorang tokoh Tasawuf atau Sufi Kharismatik yang dipercaya memiliki banyak karomah, berilmu tinggi, dan ber-budi perkerti luhur. Beliau Syaikh AQJ RA QS adalah salah seorang pembimbing besar ke-Ruhanian umat Islam yang berasal dari daerah Jaylan yang konon merupakan salah satu wilayah yang kini termasuk dalam wilayah pemerintahan Iran.

Mengenai biografi Syaikh AQJ RA QS sebagaimana di riwayatkan dalam kitab "Sirrul Asror" dikatakan bahwa Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani yang bernama asli ‘Abd al-Qadir al-Jilani ibn Salih ibn Jangidost, (juga dieja Abdul Qadir Gaylani, Abdel Kader, Abdul Qadir, Abdul Khadir - Jailani, Jilani, Jeelani, Jilali, Gailani, Gillani, Gilani, Al Gilani) yang hidup pada kisaran tahun 470-561 Hijriah / 1077-1166 Masehi, adalah sheikh pendakwah sufi mazhab Hanbali keturunan Parsi dan pemimpin madzhab Sufi Qadiri.


Beliau dilahirkan pada tanggal 1 Ramadan pada tahun 470 Hijriah atau pada kisaran tahun 1077 - 1078 Masehi, di daerah Gilan, Parsi (Iran) di selatan Laut Caspian. Disebabkan bahasa Parsi tidak memiliki huruf fonetik "G" dalam tulisan Arab, namanya juga seringkali dituliskan sebagai Kilani dan Jilani dalam manuskrip Arab.

Gilani atau Syaikh AQJ RA QS tergolong dalam rangkaian kerohanian Imam Junayd Baghdadi. Sumbangannya kepada pemikiran Dunia Muslim memberikannya gelaran Muhiyuddin (secara harafiah berarti "Pembangkit semula keyakinan"), karena beliau bersama murid dan rekan sejawatnya merupakan orang yang meletakkan batu pertama bagi masyarakat yang kemudian hari menghasilkan ulama seperti Nuruddin Zengi dan Salahuddin al-Ayyubi.

Golongan Sufi atau pengamal tasawuf yang menisbahkan nama kelompoknya kepada Syaikh AQJ dipercaya merupakan kelompok awal penganut tasawuf yang tertua.


Keturunan

Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dilahirkan sekitar tahun 470/471H yang bertepatan dengan tahun 1077 Masehi di sebuah wilayah bernama Jailan atau Kailan di Parsi atau Iran kini (Nama daerah ini kemudian menjadi gelar yang disematkan kepada nama beliau yakni Al-Jailani). Ayahanda Al-Jailani, Abu Salih Musa al-Hasani, adalah dari keturunan Hassan bin Ali, yaitu anakanda sulung Ali bin Abi Talib r.a (menantu dan sepupu Nabi Muhammad s.a.w) dan Fatimah r.a. (puteri baginda 
Nabi Muhammad s.a.w.). Ibunda Al-Jailani adalah puteri kepada Abdullah Sawmai, yang juga keturunan dari sayyidina Hussein bin Ali, adik kepada Hassan bin Ali bin Abi Thalib Karromallahu Wajjhah. Maka, Al-Jailani adalah keturunan Nabi Muhammad s.a.w. melalui susur galur kedua-dua cucu baginda Muhammad SAW, yakni sayyidina Hassan dan Hussain.

Pendidikan


Beliau banyak menghabiskan masa kanak-kanak beliau di kota kelahirannya. Pada usia 18 tahun, beliau telah ke Baghdad (1095), untuk meneruskan pelajarannya dalam bidang fiqih Hanbali di bawah 
beberapa orang ulama. Beliau menerima pendidikan Fiqih daripada Abu Ali al-Mukharrimi, Hadith daripada Abu-Bakar-bin-Mudzaffar, dan ilmu tafsir daripada ulama tersohor, Abu Muhammad Jafar. Dalam bidang Tasawwuf pula, gurunya ialah Shaikh Abu'l-Khair Hammad bin Muslim al-Dabbas. Daripada gurunya, Syeikh Abdul Qadir menerima latihan asas dan seterusnya mendapat bantuan untuk 
perjalanan rohaniah beliau.


Hasil karya Syaikh Abdul Qodir


Beberapa hasil karya Jilani yang terkenal termasuk:

• Al-Ghunya li-talibi tariq al-haqq wa al-din (Bekalan Mencukupi bagi Pencari Jalan Kebenaran dan 
Agama). - Lima jilid yang dikarang oleh Sheikh Abdul Qadir atas permintaan murid-muridnya, sebagai panduan yang lengkap bagi semua aspek kehidupan Islam, dzohir dan bathin.
• Futuh al-Ghaib (Pembuka Tabir Keghaiban) - 78 bahagian, agak pendek dan penyampaian yang terus dan sangat berkesan.
• Al-Fath ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian) - 62 bahagian, lebih panjang, disampaikan di Baghdad pada 545-546H.
• Jala' al-Khawatir (The Removal of Cares) - 45 bahagian, pada 546H.
• Malfuzat (Luahan Kata Sheikh Abdul Qadir) - Ini ialah koleksi ucapan beliau. Lazimya ditemui di penghujung manuskrip Arab untuk Fath ar-Rabbani.
• Khamsata 'Asyara Maktuban (Lima Belas Surat) - Ini ialah 15 pucuk surat yang ditulis beliau dalam bahasa Parsi kepada salah seorang anak murid beliau.
• Al-Fuyudat al-Rabbaniyyah (Anugerah Ketuhanan)
• Bashair al-Khairat (Khabar Gembira) - Solawat oleh Sheikh Abdul Qadir dengan kaedah yang diilhamkan dari Allah.
• Kitab Sirr al-Asrar wa Mazhar al-Anwar (Buku Rahsia dalam Rahsia dan Penzahiran Cahaya).[2]

Demikian sejarah ringkas tentang Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA QS.

Menyambung pada judul artikel ini yaitu "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani", dari paparan diatas kemudian dapat dijelaskan  bahwa arti atau maksud daripada perkataan "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani" adalah secara sederhana dapat dimaknai sebagai "Riwayat Hidup atau Biografi Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani". 

Dan Manaqiban atau Manakiban Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dalam istilah di kalangan umat Islam di Indonesia adalah sebuah "prosesi atau praktek pengamalan dan pelaksanaan kegiatan penghayatan daripada "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani".

Istilah manakiban Syaikh AQJ RA QS sangat populer dikalangan umat Islam Indonesia yang berada di pulau Jawa. Beberapa wilayah lain di luar pulau jawa juga banyak yang mengamalkan "Manakiban Syaikh AQJ RA QS". Namun memang tak begitu populer seperti di Jawa. Kegiatan manakiban yang sering kali dilaksanakan secara rutin oleh sebagian besar masyarakat Islam di Jawa, pada prakteknya, kegiatan atau acara ini berisi amaliah pembacaan Ayat-ayat suci Al-Quran, pembacaan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, pembacaan Tawasul, dan pembacaan manaqib atau manqobah (riwayat-riwayat hidup dan karomah)  Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani sebagai inti dari pelaksanaan manakiban ini. 


Sebagai contoh daripada pelaksanaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani di wilayah Jawa Barat, adalah acara atau kegiatan Manakiban rutin setiap tanggal 10 hijriah setiap bulannya yang di gelar oleh Jamaah Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya-Sirnarasa yang saat ini berkedudukan di area Pindok Pesantren Sirnarasa di Dusun Ciceuri Desa Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Amaliah Manaqib Syaikh AQJ RA QS yang di gelar oleh Jamaah TQN PonPes Suryalaya-Sirnarasa setiap bulannya di hadiri oleh ribuan ikhwan dan akhwat Jamaah TQN yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia pada umumnya, dan mayoritas dari wilayah pulau Jawa pada khususnya.

Acara inti dari Manaqib Syaikh AQJ RA QS yang dilaksanakan oleh Jamaah TQN PonPes Suryalaya-Sirnarasa ini adalah sebagai berikut:

1. Pembacaan Ayat Suci Al-Quran
2. Pembacaan Sholawat Nabi Muhammad
3. Pembacaan Tanbih dari Guru Mursyid
4. Pembacaan Tawasul
5. Pembacaan Manqobah Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA QS
6. Dan Khidmah Ilmiah

Demikian sekelumit pembahasan tentang Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani Radhiallahu Anhu Qoddasallahu Sirroh. Semoga dapat menjadi manfaat bagi kita semua. Amin.

Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamit Thoriq
Wassalamu 'Alaikum Wa Rokhmatullohi Wa Barokaatuh.


-----------------------------------------------------

Catatan :
[1] Arti Manaqib, Sumber http://maknaibadah.blogspot.com/
[2] Kitab Sirrul Asror karya Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani

Comments

Banyak Dilihat

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Sholat

Syarat, Rukun, & Sunnah Sholat Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara sholat mulai dari syarat sholat, rukun sholat, dan sunnah-sunnah dalam sholat. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu Bab Bersuci atau Taharah . Sebagai pengingat perlu kiranya disampaikan kembali bahwa tulisan ini adalah uraian terjemahan dari kitab Matan Taqrib dengan  Nama asli dari kitab Taqrib ini adalah  Kitab Matan Al-Ghayah wat Taqrib  atau dikenal dengan Kitab Taqrib saja. Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini dipelajari hampir di seluruh pesantren salaf di Indonesia. Judul asal kitab ini adalah Matnul Ghayah wat Taqrib atau dalam teks arab dituliskan sebagai berikut: Matan Al-Ghayah Wat Taqrib (متن الغاية والتقريب)  atau Matan Abu Syujak (متن أبي شجاع) Dengan nama penulis: Syihabuddin Ahmad Bin Husain Bin Ahmad Abu Syujak Syihabuddin Thayyib Al-Ashfahani  ( شهاب الدين احمد ابن الحسين بن احمد , ابو شجاع ,

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Jual Beli

Macam-macam Jual Beli dan Akad lainnya Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara Jual Beli dengan pokok-pokok bahasan yang meliputi m acam-macam Jual Beli,  Bab Riba,  Khiyar (Memilih),  Akad Salam,  Gadai,  Yang Dilarang Bertransaksi (Al Hajr),  Perdamaian (Suluh),  Hiwalah,  Dhaman,  Kafalah,  Akad Syirkah,  Wakalah (Perwakilan),  Ikrar,  Pinjam Meminjam,  Ghasab,  Syuf'ah,  Hutang,  Siraman,  Sewa,  Ju'alah,  Bagi Hasil Tanaman,  Menghidupkan Bumi Mati,  Waqaf,  Hibah,  Barang Temuan (Luqatah),  Merawat Luqotoh, dan  Barang Titipan. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu Bab Haji dan Umroh. Sebagai pengingat perlu kiranya disampaikan kembali bahwa tulisan ini adalah uraian terjemahan dari kitab Matan Taqrib dengan Nama asli dari kitab Taqrib ini adalah  Kitab Matan Al-Ghayah wat Taqrib  atau dikenal dengan Kitab Taqrib saja. Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini dipelajari hampir di s

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Zakat

Zakat Mal  dan Zakat Fitrah Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara Zakat mulai dari Zakat Mal, Zakat Fitrah, Zakat Harta Berserikat, Zakat Emas dan Perak, Zakat Pertanian, dan Zakat Perdagangan. Juga akan di jelaskan siapa saja yang berhak menerima zakat. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu Bab Sholat . Sebagai pengingat perlu kiranya disampaikan kembali bahwa tulisan ini adalah uraian terjemahan dari kitab Matan Taqrib dengan Nama asli dari kitab Taqrib ini adalah  Kitab Matan Al-Ghayah wat Taqrib  atau dikenal dengan Kitab Taqrib saja. Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini dipelajari hampir di seluruh pesantren salaf di Indonesia. Judul asal kitab ini adalah Matnul Ghayah wat Taqrib atau dalam teks arab dituliskan sebagai berikut: Matan Al-Ghayah Wat Taqrib (متن الغاية والتقريب) atau Matan Abu Syujak (متن أبي شجاع) Dengan nama penulis: Syihabuddin Ahmad Bin Husain Bin Ahmad Abu Syuj

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Hukum Waris dan Wasiat

Hukum Waris dan Wasiat dalam Fiqih Islam Madzhab As-Syafi'i Kitab Faraidh adalah ilmu pembagian harta warisan menurut syariah Islam  madzhab Syafi'i. Hukum waris Islam wajib diterapkan dalam pembagian harta peninggalan mayit. Ahli waris dalam Islam tidak hanya terbatas pada anak dan cucu tapi juga meliputi ayah ibu, kakek ke atas; anak laki-laki dan perempuan, cucu dari anak lelaki ke bawah; suami istri, saudara kandung, saudara seayah, saudara seibu. Harta waris harus dibagikan segera setelah pewaris meninggal setelah dipotong hutang, biaya pemakaman dan wasiat. Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara menjalankan   Hukum Waris ,  10 Golongan Ahli Waris Laki-laki ,  7 Golongan Ahli Waris Perempuan ,  5 Golongan Ahli Waris yang Selalu Dapat Warisan ,  7 Golongan Tidak Berhak Mendapat Warisan ,  Ahli Waris Asobah ,  Bagian Pasti dalam Warisan , dan Wasiat. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu  Bab Jual Beli.  Sebagai peng

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Haji dan Umroh

Syarat, Rukun, dan Tata Cara Haji dan Umroh Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara Haji dan Umroh dengan pokok bahasan yang meliputi Syarat Wajib Haji, Syarat/Rukun dan Tata Cara Haji, Rukun Umroh, Wajib Haji, Sunnah Haji, Larangan saat Ikhrom, dan denda Haji. Haji dan umroh  adalah salah satu dari lima prinsip (rukun) Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Haji adalah ibadah khusus yang hanya boleh dilaksanakan di Tanah Suci Makkah pada bulan-bulan tertentu. Sedangkan umroh adalah ibadah yang merupakan satu paket dengan haji namun bisa juga dilaksanakan secara mandiri di luar musim haji sepanjang tahun namun tetap pelaksanaannya harus di Makkah, Arab Saudi dengan cara ritual ibadah yang mirip namun tanpa wukuf di Arafah, tanpa mabit di mina dan tanpa melempar jumrah. Persamaannya adalah sama-sama keliling Ka'bah, sa'i antara sofa dan marwah dan memulai ibadah dari miqat. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Mat

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Pidana/Jinayat dan Hukuman Pidana/Hudud

Jinayat (Pidana) dan Hudud (Hukuman Pidana) Bab ini menjelaskan tentang fiqih   Jinayat (Pidana) , yang mencakup Diyat , dan Klaim Darah. Juga menjelaskan tentang   Hudud (Hukuman Pidana)   yang meliputi Hukuman Zina ,  Hukuman Tuduhan Zina ,  Hukuman Peminum Alkohol ,  Hukuman bagi Pencuri ,  Hukuman Begal ,  Hukuman Menyakiti Sesama ,  Hukuman Pemberontak ,  Hukuman Murtad , dan Hukuman Tidak Shalat. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu  Bab Nikah dan Talak.  Sebagai pengingat perlu kiranya disampaikan kembali bahwa tulisan ini adalah uraian terjemahan dari kitab Matan Taqrib dengan Nama asli dari kitab Taqrib ini adalah  Kitab Matan Al-Ghayah wat Taqrib  atau dikenal dengan Kitab Taqrib saja. Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini dipelajari hampir di seluruh pesantren salaf di Indonesia. Judul asal kitab ini adalah Matnul Ghayah wat Taqrib atau dalam teks arab dituliskan sebagai berikut:

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Jihad, Sembelihan dan Buruan, Halal Haram Binatang, Kurban dan Aqiqah, Lomba dan Memanah, Nazar dan Sumpah

Tentang Jihad, Sembelihan dan Buruan, Halal Haram Binatang, Kurban dan Aqiqah, Lomba dan Memanah, Nazar dan Sumpah Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu  Bab Jinayat dan Hudud.  Sebagai pengingat perlu kiranya disampaikan kembali bahwa tulisan ini adalah uraian terjemahan dari kitab Matan Taqrib dengan Nama asli dari kitab Taqrib ini adalah  Kitab Matan Al-Ghayah wat Taqrib  atau dikenal dengan Kitab Taqrib saja. Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini dipelajari hampir di seluruh pesantren salaf di Indonesia. Judul asal kitab ini adalah Matnul Ghayah wat Taqrib atau dalam teks arab dituliskan sebagai berikut: Matan Al-Ghayah Wat Taqrib (متن الغاية والتقريب) atau Matan Abu Syujak (متن أبي شجاع) Dengan nama penulis: Syihabuddin Ahmad Bin Husain Bin Ahmad Abu Syujak Syihabuddin Thayyib Al-Ashfahani  ( شهاب الدين احمد ابن الحسين بن احمد , ابو شجاع , شهاب الدين الطيب الاصفهانى) Beliau lah

Mursyid ke-38 Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya

Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya atau biasa disebut dengan TQN PP Surlaya merupakah salah satu Madzhab Tasawuf yang Mu'tabaroh (diakui keabsahannya) yang bertempat di Tasikmalaya Jawa Barat Indonesia. Keabsahan thoriqoh ini tidak hanya sebatas pada amaliyah saja, namun secara sanad atau silsilahnya Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya memang tersambung langsung kepada Rosululloh Muhammad SAW. Sumber foto: sufimedia38 Saat ini (waktu artikel ini ditulis pada hari Minggu tanggal 13 Oktober 2019), ke-Mursyidan TQN Pondok Pesantren Suryalaya berada dibawah  bimbingan Guru Agung Syaikh Muhammad Abdul Ghaots atau Syaikh Muhammad Abdul Gaos yang dikenal dengan panggilan akrab 'Abah Aos' yang di daulat sebagai Mursyid ke-38 dari Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya. Abah Aos menerima mandat sebagai Mursyid ke-38 dari Ikhwan

Popular posts from this blog

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Sholat

Syarat, Rukun, & Sunnah Sholat Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara sholat mulai dari syarat sholat, rukun sholat, dan sunnah-sunnah dalam sholat. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu Bab Bersuci atau Taharah . Sebagai pengingat perlu kiranya disampaikan kembali bahwa tulisan ini adalah uraian terjemahan dari kitab Matan Taqrib dengan  Nama asli dari kitab Taqrib ini adalah  Kitab Matan Al-Ghayah wat Taqrib  atau dikenal dengan Kitab Taqrib saja. Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini dipelajari hampir di seluruh pesantren salaf di Indonesia. Judul asal kitab ini adalah Matnul Ghayah wat Taqrib atau dalam teks arab dituliskan sebagai berikut: Matan Al-Ghayah Wat Taqrib (متن الغاية والتقريب)  atau Matan Abu Syujak (متن أبي شجاع) Dengan nama penulis: Syihabuddin Ahmad Bin Husain Bin Ahmad Abu Syujak Syihabuddin Thayyib Al-Ashfahani  ( شهاب الدين احمد ابن الحسين بن احمد , ابو شجاع ,

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Jual Beli

Macam-macam Jual Beli dan Akad lainnya Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara Jual Beli dengan pokok-pokok bahasan yang meliputi m acam-macam Jual Beli,  Bab Riba,  Khiyar (Memilih),  Akad Salam,  Gadai,  Yang Dilarang Bertransaksi (Al Hajr),  Perdamaian (Suluh),  Hiwalah,  Dhaman,  Kafalah,  Akad Syirkah,  Wakalah (Perwakilan),  Ikrar,  Pinjam Meminjam,  Ghasab,  Syuf'ah,  Hutang,  Siraman,  Sewa,  Ju'alah,  Bagi Hasil Tanaman,  Menghidupkan Bumi Mati,  Waqaf,  Hibah,  Barang Temuan (Luqatah),  Merawat Luqotoh, dan  Barang Titipan. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu Bab Haji dan Umroh. Sebagai pengingat perlu kiranya disampaikan kembali bahwa tulisan ini adalah uraian terjemahan dari kitab Matan Taqrib dengan Nama asli dari kitab Taqrib ini adalah  Kitab Matan Al-Ghayah wat Taqrib  atau dikenal dengan Kitab Taqrib saja. Ini adalah kitab fiqh paling populer di kalangan pesantren salaf. Kitab ini dipelajari hampir di s

Terjemah Kitab Matan Taqrib - Bab Hukum Waris dan Wasiat

Hukum Waris dan Wasiat dalam Fiqih Islam Madzhab As-Syafi'i Kitab Faraidh adalah ilmu pembagian harta warisan menurut syariah Islam  madzhab Syafi'i. Hukum waris Islam wajib diterapkan dalam pembagian harta peninggalan mayit. Ahli waris dalam Islam tidak hanya terbatas pada anak dan cucu tapi juga meliputi ayah ibu, kakek ke atas; anak laki-laki dan perempuan, cucu dari anak lelaki ke bawah; suami istri, saudara kandung, saudara seayah, saudara seibu. Harta waris harus dibagikan segera setelah pewaris meninggal setelah dipotong hutang, biaya pemakaman dan wasiat. Bab ini menjelaskan tentang fiqih tata cara menjalankan   Hukum Waris ,  10 Golongan Ahli Waris Laki-laki ,  7 Golongan Ahli Waris Perempuan ,  5 Golongan Ahli Waris yang Selalu Dapat Warisan ,  7 Golongan Tidak Berhak Mendapat Warisan ,  Ahli Waris Asobah ,  Bagian Pasti dalam Warisan , dan Wasiat. Ini adalah lanjutan dari pembahasan terjemah Kitab Matan Taqrib sebelumnya yaitu  Bab Jual Beli.  Sebagai peng