Apa itu Manaqib?
Apa yang dimaksud dengan Manaqib, Apa sebenarnya pengertian Manaqib, dan Bagaimana Manaqib itu? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang mencoba akan dijawab melalui pembahasaan sederhana ini.
Assalamu 'Alaikum Wa Rokhmatullohi Wa Barokaatuh
Bismilahirrakhmaanirrakhim
Alkhamdulillhi Robbil'Alamiin
Washolaatu Wassalaamu 'Ala Sayyidil Anbiya wal Mursalin habibana Muhammad SAW. Wa 'Ala Aalihi Wa Sohbihi Ajmain.
Manaqib secara bahasa dapat diartikan sebagai "Riwayat Hidup". Kata Manaqib sendiri berasal dari bahasa Arab yang diambil dari lafadz "Naqaba" yang berarti "Menyelidiki, Melubangi, Memeriksa, dan Menggali. Kata Manaqib adalah bentuk jama dari lafadz "Manqibun yang merupakan isim makan dari lafadz Naqaba.
Di dalam Al-Quran arti lafadz "Naqoba" dapat kita temukan pada ayat-ayat dari beberapa Surat yang diantaranya adalah Surat Al-Maidah pada ayat 12, Surat Al-Kahfi Ayat 97, dan pada Surat Qof pada ayat 36, yang di dalam ayat tersebut mengisyaratkan arti daripada lafadz "Naqoba".
Sebagai contoh pada Surat Al-Maidah ayat 12 yang memberikan arti Naqoba sebagai "Pemimpin", ayatnya adalah sebagai berikut :
و لقدأخزالله ميثاق بني إسراءيل وبعثنامنهم اثنى عشر نقيبا (الماءدة:١٢)
Sumber Foto : laduni.id |
Assalamu 'Alaikum Wa Rokhmatullohi Wa Barokaatuh
Bismilahirrakhmaanirrakhim
Alkhamdulillhi Robbil'Alamiin
Washolaatu Wassalaamu 'Ala Sayyidil Anbiya wal Mursalin habibana Muhammad SAW. Wa 'Ala Aalihi Wa Sohbihi Ajmain.
Manaqib secara bahasa dapat diartikan sebagai "Riwayat Hidup". Kata Manaqib sendiri berasal dari bahasa Arab yang diambil dari lafadz "Naqaba" yang berarti "Menyelidiki, Melubangi, Memeriksa, dan Menggali. Kata Manaqib adalah bentuk jama dari lafadz "Manqibun yang merupakan isim makan dari lafadz Naqaba.
Di dalam Al-Quran arti lafadz "Naqoba" dapat kita temukan pada ayat-ayat dari beberapa Surat yang diantaranya adalah Surat Al-Maidah pada ayat 12, Surat Al-Kahfi Ayat 97, dan pada Surat Qof pada ayat 36, yang di dalam ayat tersebut mengisyaratkan arti daripada lafadz "Naqoba".
Sebagai contoh pada Surat Al-Maidah ayat 12 yang memberikan arti Naqoba sebagai "Pemimpin", ayatnya adalah sebagai berikut :
و لقدأخزالله ميثاق بني إسراءيل وبعثنامنهم اثنى عشر نقيبا (الماءدة:١٢)
Artinya :
"Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) bani israil dan telah kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin...."
Pada Surat Al-Kahfi ayat 97 yang berarti menolong :
فمااستطاعواأن يظ هروه ومااستطاعواله نقبا (الكهف :٩٧)
Artinya :
"Maka mereka tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat (pula) menolongnya"
Surat Qaf ayat 36 yang berarti menjelajah :
وكم أهلكناقبلهم من قرن هم أشدمنهم بطثافنقبوأ فلبلآد هل من محيص (ق:٣٦)
"Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya dari pada mereka ini, maka mereka ( yang telah di binasakan itu ) telah pernah menjelajah beberapa negri. Adakah ( mereka ) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)."
Melihat arti lafadz "naqaba" pada ketiga ayat di atas, ternyata ada kesesuaian dengan arti lafadz "naqaba". Ayat 36 surat Qaf yang berarti menjelajah sejalan dengan salah satu tujuan munculnya manaqib, yaitu menyelidiki, menggali, dan meneliti sejarah kehidupan seseorang untuk selanjutnya disiarkan kepada masyarakat umum agar menjadi suri tauladan.
Surat Maidah 12 yang berarti pemimpin, juga sesuai dengan bentuk manaqib tersebut yaitu berisi riwayat hidup seorang pemimpin yang dapat menjadi panutan umat, dan surat Al-Kahfi ayat 97, yang berarti "menolong" pun sejalan dengan tujuan mengadakan manaqib, yaitu agar mendapatkan berkah dari Allah SWT. yang dapat menjadi perantara datangnya pertolongan Allah.
Dari pemaparan ini, dapat diambil suatu pengertian bahwa manaqib adalah riwayat hidup yang berhubungan dengan seorang tokoh masyarakat yang menjadi suri teladan, baik mengenai silsilah, akhlak, keramahan, dan sebagainya.
Meskipun ada juga yang mengartikan manaqib dengan makna lain seperti Prof. H. Mahmud Yusuf dalam kamus arab indonesia yang mengartikan manaqib adalah jalan di gunung, kebaikan, sifat, arti tersebut tetap relevan dengan keberadaan manaqib itu sendiri. karena manaqib juga membicarkan masalah kebaikan dan sifat-sifat tokoh itu. [1]
Dengan demikian Manaqib dapat diartikan secara istilah sebagai "Riwayat atau perjalanan hidup seorang Tokoh, Pemimpin, atau Suri Tauladan, baik yang berkaitan silsilah, akhlak, dan amaliah yang dapat dijadikan tuntunan hidup dalam mengamalkan kebaikan.
Menyambung pada judul artikel ini yaitu "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani", dari paparan diatas kemudian dapat dijelaskan bahwa arti atau maksud daripada perkataan "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani" adalah secara sederhana dapat dimaknai sebagai "Riwayat Hidup atau Biografi Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani".
Dan Manaqiban atau Manakiban Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dalam istilah di kalangan umat Islam di Indonesia adalah sebuah "prosesi atau praktek pengamalan dan pelaksanaan kegiatan penghayatan daripada "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani".
Istilah manakiban Syaikh AQJ RA QS sangat populer dikalangan umat Islam Indonesia yang berada di pulau Jawa. Beberapa wilayah lain di luar pulau jawa juga banyak yang mengamalkan "Manakiban Syaikh AQJ RA QS". Namun memang tak begitu populer seperti di Jawa. Kegiatan manakiban yang sering kali dilaksanakan secara rutin oleh sebagian besar masyarakat Islam di Jawa, pada prakteknya, kegiatan atau acara ini berisi amaliah pembacaan Ayat-ayat suci Al-Quran, pembacaan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, pembacaan Tawasul, dan pembacaan manaqib atau manqobah (riwayat-riwayat hidup dan karomah) Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani sebagai inti dari pelaksanaan manakiban ini.
Sebagai contoh daripada pelaksanaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani di wilayah Jawa Barat, adalah acara atau kegiatan Manakiban rutin setiap tanggal 10 hijriah setiap bulannya yang di gelar oleh Jamaah Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya-Sirnarasa yang saat ini berkedudukan di area Pindok Pesantren Sirnarasa di Dusun Ciceuri Desa Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Amaliah Manaqib Syaikh AQJ RA QS yang di gelar oleh Jamaah TQN PonPes Suryalaya-Sirnarasa setiap bulannya di hadiri oleh ribuan ikhwan dan akhwat Jamaah TQN yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia pada umumnya, dan mayoritas dari wilayah pulau Jawa pada khususnya.
Acara inti dari Manaqib Syaikh AQJ RA QS yang dilaksanakan oleh Jamaah TQN PonPes Suryalaya-Sirnarasa ini adalah sebagai berikut:
1. Pembacaan Ayat Suci Al-Quran
2. Pembacaan Sholawat Nabi Muhammad
3. Pembacaan Tanbih dari Guru Mursyid
4. Pembacaan Tawasul
5. Pembacaan Manqobah Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA QS
6. Dan Khidmah Ilmiah
Demikian sekelumit pembahasan tentang Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani Radhiallahu Anhu Qoddasallahu Sirroh. Semoga dapat menjadi manfaat bagi kita semua. Amin.
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamit Thoriq
Wassalamu 'Alaikum Wa Rokhmatullohi Wa Barokaatuh.
-----------------------------------------------------
Catatan :
[1] Arti Manaqib, Sumber http://maknaibadah.blogspot.com/
[2] Kitab Sirrul Asror karya Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani
Dengan demikian Manaqib dapat diartikan secara istilah sebagai "Riwayat atau perjalanan hidup seorang Tokoh, Pemimpin, atau Suri Tauladan, baik yang berkaitan silsilah, akhlak, dan amaliah yang dapat dijadikan tuntunan hidup dalam mengamalkan kebaikan.
Apa itu Manaqiban?
Setelah sebelumnya dijelaskan tentang arti Manaqib baik secara bahasa maupun istilah, selanjutnya akan sedikit diuraikan tentang apa itu manaqiban atau manakiban?
Manaqiban atau Manakiban, adalah sebuah istilah di kalangan orang Indonesia yang merupakan nisbah dari kata manaqib. Yang berdasarkan pada penjelasan sebelumnya yang memberikan arti tentang Manaqib sebagai "Riwayat atau perjalanan hidup seorang Tokoh, Pemimpin, atau Suri Tauladan, baik yang berkaitan silsilah, akhlak, amaliah dan lainnya, yang dapat dijadikan tuntunan hidup dalam mengamalkan kebaikan. Merujuk pada pengertian tersebut, maka "Manakiban adalah pelaksanaan atau praktek amaliah dari "Manaqib" itu sendiri.
Dalam kata lain, "Manakiban" merupakan wujud praktek dari pengamalan dan penghayatan daripada Riwayat Hidup atau perjalanan hidup seorang tokoh tertentu baik itu seorang pemimpin maupun Suri Tauladan yang berkaitan dengan latar belakangnya, silsilahnya, akhlakya, karomahnya, perilakunya, kebaikannya, serta budi pekerti dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Tokoh yang di riwayatkan tersebut.
Dalam kata lain, "Manakiban" merupakan wujud praktek dari pengamalan dan penghayatan daripada Riwayat Hidup atau perjalanan hidup seorang tokoh tertentu baik itu seorang pemimpin maupun Suri Tauladan yang berkaitan dengan latar belakangnya, silsilahnya, akhlakya, karomahnya, perilakunya, kebaikannya, serta budi pekerti dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan Tokoh yang di riwayatkan tersebut.
Syaikh Abdul Qodir Al Jailani
Rodhiallahu Anhu Qoddasallahu Sirroh
Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA QS seorang tokoh Tasawuf atau Sufi Kharismatik yang dipercaya memiliki banyak karomah, berilmu tinggi, dan ber-budi perkerti luhur. Beliau Syaikh AQJ RA QS adalah salah seorang pembimbing besar ke-Ruhanian umat Islam yang berasal dari daerah Jaylan yang konon merupakan salah satu wilayah yang kini termasuk dalam wilayah pemerintahan Iran.
Mengenai biografi Syaikh AQJ RA QS sebagaimana di riwayatkan dalam kitab "Sirrul Asror" dikatakan bahwa Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani yang bernama asli ‘Abd al-Qadir al-Jilani ibn Salih ibn Jangidost, (juga dieja Abdul Qadir Gaylani, Abdel Kader, Abdul Qadir, Abdul Khadir - Jailani, Jilani, Jeelani, Jilali, Gailani, Gillani, Gilani, Al Gilani) yang hidup pada kisaran tahun 470-561 Hijriah / 1077-1166 Masehi, adalah sheikh pendakwah sufi mazhab Hanbali keturunan Parsi dan pemimpin madzhab Sufi Qadiri.
Beliau dilahirkan pada tanggal 1 Ramadan pada tahun 470 Hijriah atau pada kisaran tahun 1077 - 1078 Masehi, di daerah Gilan, Parsi (Iran) di selatan Laut Caspian. Disebabkan bahasa Parsi tidak memiliki huruf fonetik "G" dalam tulisan Arab, namanya juga seringkali dituliskan sebagai Kilani dan Jilani dalam manuskrip Arab.
Gilani atau Syaikh AQJ RA QS tergolong dalam rangkaian kerohanian Imam Junayd Baghdadi. Sumbangannya kepada pemikiran Dunia Muslim memberikannya gelaran Muhiyuddin (secara harafiah berarti "Pembangkit semula keyakinan"), karena beliau bersama murid dan rekan sejawatnya merupakan orang yang meletakkan batu pertama bagi masyarakat yang kemudian hari menghasilkan ulama seperti Nuruddin Zengi dan Salahuddin al-Ayyubi.
Golongan Sufi atau pengamal tasawuf yang menisbahkan nama kelompoknya kepada Syaikh AQJ dipercaya merupakan kelompok awal penganut tasawuf yang tertua.
Keturunan
Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dilahirkan sekitar tahun 470/471H yang bertepatan dengan tahun 1077 Masehi di sebuah wilayah bernama Jailan atau Kailan di Parsi atau Iran kini (Nama daerah ini kemudian menjadi gelar yang disematkan kepada nama beliau yakni Al-Jailani). Ayahanda Al-Jailani, Abu Salih Musa al-Hasani, adalah dari keturunan Hassan bin Ali, yaitu anakanda sulung Ali bin Abi Talib r.a (menantu dan sepupu Nabi Muhammad s.a.w) dan Fatimah r.a. (puteri baginda
Nabi Muhammad s.a.w.). Ibunda Al-Jailani adalah puteri kepada Abdullah Sawmai, yang juga keturunan dari sayyidina Hussein bin Ali, adik kepada Hassan bin Ali bin Abi Thalib Karromallahu Wajjhah. Maka, Al-Jailani adalah keturunan Nabi Muhammad s.a.w. melalui susur galur kedua-dua cucu baginda Muhammad SAW, yakni sayyidina Hassan dan Hussain.
Pendidikan
Beliau banyak menghabiskan masa kanak-kanak beliau di kota kelahirannya. Pada usia 18 tahun, beliau telah ke Baghdad (1095), untuk meneruskan pelajarannya dalam bidang fiqih Hanbali di bawah
beberapa orang ulama. Beliau menerima pendidikan Fiqih daripada Abu Ali al-Mukharrimi, Hadith daripada Abu-Bakar-bin-Mudzaffar, dan ilmu tafsir daripada ulama tersohor, Abu Muhammad Jafar. Dalam bidang Tasawwuf pula, gurunya ialah Shaikh Abu'l-Khair Hammad bin Muslim al-Dabbas. Daripada gurunya, Syeikh Abdul Qadir menerima latihan asas dan seterusnya mendapat bantuan untuk
perjalanan rohaniah beliau.
Hasil karya Syaikh Abdul Qodir
Beberapa hasil karya Jilani yang terkenal termasuk:
• Al-Ghunya li-talibi tariq al-haqq wa al-din (Bekalan Mencukupi bagi Pencari Jalan Kebenaran dan
Agama). - Lima jilid yang dikarang oleh Sheikh Abdul Qadir atas permintaan murid-muridnya, sebagai panduan yang lengkap bagi semua aspek kehidupan Islam, dzohir dan bathin.
• Futuh al-Ghaib (Pembuka Tabir Keghaiban) - 78 bahagian, agak pendek dan penyampaian yang terus dan sangat berkesan.
• Al-Fath ar-Rabbani (Hakikat Pengabdian) - 62 bahagian, lebih panjang, disampaikan di Baghdad pada 545-546H.
• Jala' al-Khawatir (The Removal of Cares) - 45 bahagian, pada 546H.
• Malfuzat (Luahan Kata Sheikh Abdul Qadir) - Ini ialah koleksi ucapan beliau. Lazimya ditemui di penghujung manuskrip Arab untuk Fath ar-Rabbani.
• Khamsata 'Asyara Maktuban (Lima Belas Surat) - Ini ialah 15 pucuk surat yang ditulis beliau dalam bahasa Parsi kepada salah seorang anak murid beliau.
• Al-Fuyudat al-Rabbaniyyah (Anugerah Ketuhanan)
• Bashair al-Khairat (Khabar Gembira) - Solawat oleh Sheikh Abdul Qadir dengan kaedah yang diilhamkan dari Allah.
• Kitab Sirr al-Asrar wa Mazhar al-Anwar (Buku Rahsia dalam Rahsia dan Penzahiran Cahaya).[2]
Demikian sejarah ringkas tentang Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA QS.
Dan Manaqiban atau Manakiban Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dalam istilah di kalangan umat Islam di Indonesia adalah sebuah "prosesi atau praktek pengamalan dan pelaksanaan kegiatan penghayatan daripada "Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani".
Istilah manakiban Syaikh AQJ RA QS sangat populer dikalangan umat Islam Indonesia yang berada di pulau Jawa. Beberapa wilayah lain di luar pulau jawa juga banyak yang mengamalkan "Manakiban Syaikh AQJ RA QS". Namun memang tak begitu populer seperti di Jawa. Kegiatan manakiban yang sering kali dilaksanakan secara rutin oleh sebagian besar masyarakat Islam di Jawa, pada prakteknya, kegiatan atau acara ini berisi amaliah pembacaan Ayat-ayat suci Al-Quran, pembacaan Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, pembacaan Tawasul, dan pembacaan manaqib atau manqobah (riwayat-riwayat hidup dan karomah) Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani sebagai inti dari pelaksanaan manakiban ini.
Sebagai contoh daripada pelaksanaan Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani di wilayah Jawa Barat, adalah acara atau kegiatan Manakiban rutin setiap tanggal 10 hijriah setiap bulannya yang di gelar oleh Jamaah Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya-Sirnarasa yang saat ini berkedudukan di area Pindok Pesantren Sirnarasa di Dusun Ciceuri Desa Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Amaliah Manaqib Syaikh AQJ RA QS yang di gelar oleh Jamaah TQN PonPes Suryalaya-Sirnarasa setiap bulannya di hadiri oleh ribuan ikhwan dan akhwat Jamaah TQN yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia pada umumnya, dan mayoritas dari wilayah pulau Jawa pada khususnya.
Acara inti dari Manaqib Syaikh AQJ RA QS yang dilaksanakan oleh Jamaah TQN PonPes Suryalaya-Sirnarasa ini adalah sebagai berikut:
1. Pembacaan Ayat Suci Al-Quran
2. Pembacaan Sholawat Nabi Muhammad
3. Pembacaan Tanbih dari Guru Mursyid
4. Pembacaan Tawasul
5. Pembacaan Manqobah Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani RA QS
6. Dan Khidmah Ilmiah
Demikian sekelumit pembahasan tentang Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani Radhiallahu Anhu Qoddasallahu Sirroh. Semoga dapat menjadi manfaat bagi kita semua. Amin.
Wallahul Muwaffiq Ilaa Aqwamit Thoriq
Wassalamu 'Alaikum Wa Rokhmatullohi Wa Barokaatuh.
-----------------------------------------------------
Catatan :
[1] Arti Manaqib, Sumber http://maknaibadah.blogspot.com/
[2] Kitab Sirrul Asror karya Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani
Comments
Post a Comment