Pernikahan Abdullah Dengan Aminah dan Wafatnya Abdullah
Shahih Sirah Nabawiyah Karya Dr. Akram Dhiya Al-Umuri
Diterjemahkan Oleh Farid Qurusy, Imam Mudzakir, Amanto Surya Langka, dan Abdur Rahman
Shahih Sirah Nabawiyah Karya Dr. Akram Dhiya Al-Umuri
Diterjemahkan Oleh Farid Qurusy, Imam Mudzakir, Amanto Surya Langka, dan Abdur Rahman
Tulisan ini merupakan lanjutan dari Kisah Sebelumnya yaitu Menggali Zam Zam dan Nadzar Abdul Muthalib Menyembelih Abdullah yang diambil dari buku yang sama yaitu Shahih Sirah Nabawiyah Karya Dr. Akram Dhiya Al Umuri.
Bismillaahirrakhmaanirrakhiim
Pernikahan Abdullah Dengan Aminah
Secara historis disebutkan, bahwa Abdullah bin Abdul Muththalib menikah dengan Aminah binti Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab, sedangkan Bari Zuhrah adalah bagian dari keluarga besar Quraisy.
Abdul Muththalib menikahi Halah binti Wuhaib, sedangkan Wuhaib adalah paman Aminah dan Aminah dididik di rumah pamannya tersebut.
Berita secara rinci mengenai pernikahan ini belum ditemukan dalam riwayat yang shahih, mengingat riwayat-riwayat tersebut berujung pada Hisyam Al-Kalbi, Abdul Aziz bin 'Imran dan Al-Waqidi yang semuanya adalah matruk di kalangan ahli hadits. Akan tetapi, masalah pernikahan dan hubungan kekerabatan mereka sudah sangat masyhur sehingga tidak memerlukan sanad yang kuat.
Sebagian dari para pendusta berupaya untuk mengolah cerita seputar Abdullah dengan tujuan melebih-lebihkan, yaitu dengan memperbanyak dongeng untuk membumbui cerita kelahiran Nabi. Mereka menyebutkan bahwa seorang pelacur sesekali dengan sebutan wanita panggilan, terkadang menyebut dukun wanita dan terkadang pula menyebut istri kedua Abdullah- mengajak Abdullah untuk berkencan dan ia melihat cahaya di kedua mata Abdullah, lalu Abdullah meninggalkannya dan pulang kepada Aminah, istrinya. Kemudian ia kembali lagi menemui pelacur itu, tapi wanita itu menolaknya dengan alásan bahwa cahaya yang ada di kedua matanya sudah tidak nampak lagi setelah pulang menemui Aminah.
Riwayat ini munkar, baik sanad maupun matannya, dan bagi siapa saja yang membaca riwayat-riwayat yang berbeda-beda mengenai hal ini, pasti ia akan mendapatkan berbagai perselisihan dan pertentangan di dalam teksnya dalam menentukan wanita tersebut. Karena sebagian riwayat mengatakan, bahwa wanita itu dari Bani Khats'am dan sebagian menyebutnya dari Bani Asad yang bernama Qatilah dan yang lain menyebutnya dari Bani 'Adi yang bernama Laila. Begitu juga dalam menentukan kondisi Abdullah ketika ditemui oleh wanita itu. Sebagian riwayat mengatakan bahwa pakaian Abdullah berlumuran lumpur dan sebagian mengatakan bahwa ia berhias diri. Dan contoh kontradiksi seperti ini hendaknya dibuang jauh-jauh dari kajian sirah yang akurat dan tajam.
Wafatnya Abdullah
Rasulullah belum pernah melihat ayahnya yang telah meninggal dunia di Madinah, di tengah-tengah keluarga paman dari pihak ibunya dari Bani Adi bin Najjar. Pada saat ada kepentingan dagang, lalu ia jatuh sakit ketika ia hendak kembali, dan akhirnya meninggal dunia, lalu dikubur disana. Tidak ada satu riwayatpun yang shahih mengenai peristiwa kematiannya karena setiap riwayat yang berkenaan dengan peristiwa ini derajatnya dha'if sekali atau mursal dha'if. Dan riwayat yang paling kuat adalah perkataan Az-Zuhri secara mursal: "Abdul Muththalib mengutus Abdullah bin Abdul Muththalib mengurus kurma yang dibawa dari Yatsrib lalu Abdullah meninggal dunia di tengah perjalanan.
Tidak lama kemudian Aminah melahirkan Rasulullah dan beliau berada dibawah asuhan kakeknya, Abdul Muththalib."
Ada sebuah hadits yang sesuai dengan perkataan Az-Zuhri yaitu yang diriwayatkan oleh Qais bin Makhramah seorang sahabat yang menyebutkan kelahiran Rasulullah ia berkata: "Ayahnya meninggal dunia ketika ibunya sedang mengandungnya.
Inilah yang masyhur dan dianggap paling kuat oleh Ibnu Ishaq, AlWaqidi, dan Ibnu Sa'ad. Dan yang berbeda dengan mereka adalah Al-Kalbi dan 'Awanah bin Hakam, keduanya berpendapat bahwa ketika Abdullah meninggal dunia, umur Nabi 8 bulan, dan ada pula yang mengatakan 7 bulan. Hanya Al-Waqidi yang menentukan umur Abdullah ketika meninggal dunia yaitu di usia 25 tahun.
Yang masyhur bahwa, Nabi dilahirkan dalam keadaan yatim. Ibnu Katsir berkata: "Ini merupakan keyatiman yang sangat baik dan paling tinggi derajatnya." Riwayat yang menjelaskan hal itu derajatnya shahih Ini adalah pendapat Al-Waqidi dan Ibnu Sa'ad. Dan yang sependapat dengan keduanya adalah Ibnu Katsir dan lainnya. Akan tetapi, As-Suhaily menyatakan: "Kebanyakan Ulama berpendapat bahwa Rasulullah ketika itu sedang berada di buaian ibunya."
Selama riwayat shahih telah menetapkan kelahiran Nabi sebagai yatim, maka tidak ada alternatif lain kecuali menerima riwayat tersebut sekalipun banyak orang berbeda pendapat.
Di dalam Alquran telah disebutkan keyatiman beliau :
"Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu. (QS. AD-DHUHA : 6)
Demikianlah kisah dari "Pernikahan Abdullah Dengan Aminah dan Wafatnya Abdullah" dalam buku Shahih Sirah Nabawiyah Karya Dr. Akram Dhiya Al-Umuri yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia Oleh Farid Qurusy, Imam mudzakir, Amanto Surya Langka, dan Abdur Rahman. Semoga karya beliau-beliau dapat menjadi manfaat bagi kita semua. Amin.
Lanjut ke Bagian Selanjutnya :
"Kelahiran Nabi Muhammad SAW Pada Tahun Gajah"
"Kelahiran Nabi Muhammad SAW Pada Tahun Gajah"
Kembali ke Bagian Sebelumnya :
"Menggali Zam Zam dan Nadzar Abdul Muthalib Menyembelih Abdullah"
"Menggali Zam Zam dan Nadzar Abdul Muthalib Menyembelih Abdullah"
Kembali ke Bagian Pertama :
"Sejarah Makkah Periode Pra Nabi"
"Sejarah Makkah Periode Pra Nabi"
Comments
Post a Comment